Navigation

Thursday, March 19, 2015

PANTAI MUTUN & PULAU TANGKIL - PESONA BAHARI LAMPUNG SI KOTA PISANG

For English Translations "Click Here"


Tugu, SIger, Lampung
Tugu Siger Lampung
Lampung, yang terkenal dengan julukan Kota Pisang merupakan provinsi di Pulau Sumatra yang letaknya paling dekat dengan Pulau Jawa. Lampung ini juga merupakan kampung halaman dua orang sahabat karib yang sudah seperti keluarga sendiri. M. Vino Metha dan Octaria Handayani. Jadi tak lengkap rasanya kalau membuat blog tentang Travel tapi tidak membahas mengenai kampung halaman sahabat- sahabat saya yang Terbaik ini. 

Lampung disebut sebagai Kota Pisang karena oleh- oleh khas dari Lampung adalah keripik pisang dengan berbagai kombisasi rasa. Yang paling terkenal adalah kripik pisang rasa coklat dan asin. Kripik pisang dari lampung ini rasanya beda dari kripik pisang lainnya. Apa yang membuat beda?? Entahlah...Yang jelas rasanya nikmat.

Octa, Vino, Lampung, Best Friends
Best Friend and Family - OCTA & VINO
Namun pada artikel kali ini saya tidak membahas mengenai masalah keripik pisang, karena dikhawatirkan blog ini berubah menjadi blog kuliner, bukan blog travel. Hehehe...Kali ini saya mencoba menceritakan sedikit mengenai perjalanan ke Lampung pada 2010 lalu. Perjalanan yang sangat menarik dan tidak pernah bisa terlupakan.

Tahun 2010 yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi Lampung untuk pertama kalinya. Saat itu saya berangkat bersama dengan teman- teman kampus. Saat itu kami baru saja diwisuda menjadi Sarjana Teknik (ST), dan maksud perjalanan kami ke Lampung adalah untuk mengikuti seleksi kerja di PT. PLN (Persero). Kebetulan saat itu proses seleksi dilaksanakan di Universitas Lampung (UNILA).  Di Lampung kami sempat menginap di rumah Octa. Rumahnya ada di kota Metro, tidak jauh dari kota Bandar Lampung.

Setelah pusing dengan soal- soal tes, kami rencanakan untuk menghabiskan hari berikutnya dengan menikmati tempat wisata bahari di Lampung. Pilihannya jatuh kepada Pantai Mutun dan Pulau Tangkil. Kedua tempat tersebut merupakan tempat wisata bahari favorit masyarakat Lampung dan juga wisatawan. Karena selain pantainya yang bersih dan berpasir putih, wisata kesana juga tidak menghabiskan biaya yang cukup mahal. Apalagi bagi mahasiswa yang baru lulus, bagus dan murah merupakan dua kata yang sangat membahagiakan dan kompak dengan isi dompet. Hehehe...

Pantai Mutun berjarak sekitar 45 menit perjalanan darat dari kota Bandar Lampung, ibukota provinsi Lampung. Jalan menuju Pantai Mutun juga lumayan bagus. Pantai Mutun merupakan akses utama untuk menuju Pulau Tangkil, karena Pulau Tangkil terletak di dekat pantai Mutun. Untuk mencapainya harus menggunakan perahu dari Pantai Mutun selama kurang lebih 20 menit perjalanan. Tiket masuk ke Pantai Mutun adalah antara Rp.5000 - Rp.10000 disesuaikan dengan peak season atau tidak.

Makan Siang di Pantai Mutun
Lunch @ Mutun Beach
Pantai Mutun merupakan pantai dengan pasir putih dan air yang sangat jernih. Pantai ini juga sangat bersih. Di sepanjang pantai disediakan gubuk- gubuk yang bisa digunakan oleh wisatawan untuk bersantai. Ombak di Pantai Mutun juga sangat tenang. Mungkin karena letaknya yang di area teluk, sehingga membuat ombak dari perairan Lampung bisa diredam menjadi lebih tenang. Hal ini membuat perairan di Pantai Mutun aman untuk dinikmati oleh wisatawan, baik untuk berenang atau sekedar menceburkan diri dan bersantai di pantai yang indah ini.

Di pantai ini kami habiskan sedikit waktu untuk mempersiapkan perbekalan, makan siang, berfoto ria, dan berjalan- jalan di pinggir pantai. Kami sengaja tidak berlama- lama di Pantai Mutun ini, karena target utama kami adalah Pulau Tangkil.

Pulau Tangkil yang berjarak tidak jauh dari Pantai Mutun merupakan sebuah pulau kecil yang sangat hijau dan asri. Kelilingi dengan air laut yang jernih dan pasir pantai yang putih bersih. Untuk mencapai Pulau Tangkil dari Pantai Mutun, kami menyewa sebuah perahu dengan membayar Rp.15000 per orang. Cukup murah untuk mengangkut kami semua. Perjalanan menyeberang ke Pulau Tangkil sangat menyenangkan. Di sepanjang perjalanan kami disuguhkan dengan deburan ombak yang menghampiri perahu, air laut yang jernih, pemandangan Pulau Tangkil dan ikan- ikan kecil yang berlompatan di atas air laut, ditambah lagi dengan angin laut yang sejuk.

Merapat ke Pulau Tangkil, kami sudah disambut dengan pasir pantai yang putih bersih dan pepohonan hijau di seluruh area pulau. Kebetulan saat itu kami mengunjungi Pulau Tangkil pada waktu hari kerja, sehingga suasana disana tidak terlalu rame. Hal ini membuat Pulau Tangkil seolah- olah menjadi pulau pribadi milik kami. 

Merapat ke Pulau Tangkil
Just Arrive - Tangkil Island
Di Pulau Tangkil terdapat gubuk- gubuk untuk wisatawan, mushola, warung makan dan berbagai fasilitas yang disediakan untuk wisatawan agar dapat menikmati Pulau Tangkil sepuasnya. Di area Pulau Tangkil ini juga ada wahana permainan air seperti Flying Fish, Banana Boat, Snorkeling, Parasailing, Glass Bottom Boat, Donut Boat, Kano Memancing dan lain- lain. Bahkan disini ada ban- ban pelampung yang bisa disewa oleh wisatawan. Semua fasilitas ini tersedia dan bisa digunakan oleh wisatawan. Cukup lengkap untuk ukuran pulau yang kecil seperti Pulau Tangkil ini. Tapi hal tersebut menjadi nilai tambah dari tempat ini.

Kami tiba di Pulau Tangkil ini sudah siang sekitar jam 14:00 WIB. Di pulau ini kami tidak menyia-nyiakan waktu sedikit pun. Di pulau ini kami habiskan waktu dengan berjalan- jalan di sepanjang pantai, berfoto- foto, berenang dan menyewa ban pelampung. Biaya sewa ban pelampung adalah Rp.3000 sepuasnya. Tidak lupa kami gunakan waktu istirahat untuk menyantap bekal cemilan di pinggir pantai Pulau Tangkil yang indah ini.

Hal yang paling seru tentu saja mencoba wahana Banana Boat. Dengan Rp.20000 per orang kami sudah bisa menikmati Banana Boat  sampai 3 kali putaran alias 3 kali jatuh. Lumayan murah. Hehehe...Di Pulau Tangkil ini kami lepaskan semua penat dan jenuh dari proses test. Di Pulau Tangkil ini juga segala kekonyolan kami keluar. Puas rasanya bisa berlibur murah di tempat yang sangat indah, sangat bagus, dan Recommended untuk dikunjungi kembali.
Mencoba wahana Banana Boat
Try Banana Boat
Sekitar jam 16:30 WIB kami sudahi liburan kami di Pantai Mutun dan Pulau Tangkil, dan kami pulang dengan rasa puas dan senang hati. Kalau ada waktu, saya harus kesana lagi. Ya, ke Lampung, ke Pantai Mutun dan Pulau Tangkilnya lagi. Hehe....

No comments:

Post a Comment