For English Translation "Click Here"
Tahun 2013 yang lalu saya berkesempatan jalan- jalan ke Semarang, Jawa Tengah, kota dimana bangunan bersejarah Lawang Sewu berada. Bukan sekedar jalan- jalan, tapi membawa misi kondangan ke pernikahan seorang sahabat di kantor, Andriyo Ari Anggo dengan sang istri Pawestri Nur Lelivia. Congratz guys..!! Hehehe... Semarang juga merupakan kampung halaman dari seorang sahabat lama, Ageng Dewangga Adi. Sahabat kampus yang sering pulang kampung ke Semarang dari Jakarta menggunakan motor Honda MegaPro merah kesayangannya. Edaaann..!!
Tahun 2013 yang lalu saya berkesempatan jalan- jalan ke Semarang, Jawa Tengah, kota dimana bangunan bersejarah Lawang Sewu berada. Bukan sekedar jalan- jalan, tapi membawa misi kondangan ke pernikahan seorang sahabat di kantor, Andriyo Ari Anggo dengan sang istri Pawestri Nur Lelivia. Congratz guys..!! Hehehe... Semarang juga merupakan kampung halaman dari seorang sahabat lama, Ageng Dewangga Adi. Sahabat kampus yang sering pulang kampung ke Semarang dari Jakarta menggunakan motor Honda MegaPro merah kesayangannya. Edaaann..!!
Karena ada misi kondangan juga di Jakarta, maka jalan- jalan ke Semarang hanya bisa sehari semalam saja. Tidak ada cukup waktu untuk menikmati tempat- tempat menarik di Semarang. Namun yang paling berkesan dari jalan- jalan singkat di Semarang ini adalah satu tempat yang terkenal bagi semua wisatawan. Terkenal sebagai tempat jualan berbagai oleh- oleh khas Semarang. Berbagai kuliner khas Semarang bisa ditemukan disini. Tempat tersebut adalah Jalan Pandanaran. Jika sedang berada di Kawasan Simpang Lima dan ingin menuju Tugu Muda, Sobat akan melewati jalan ini. Jalan ini terletak di tengah- tengah kota Semarang.
Di Jalan Pandanaran ini dijual berbagai macam kuliner khas Semarang. Yang terkenal dan paling laris adalah Lumpia, Bandeng Presto, Jenang (Dodol), Wingko Babat dan favorit saya adalah Tahu Bakso. Toko- toko yang menjual makanan tersebut berjejer sepanjang Jalan Pandanaran. Sobat harus jeli jika berbelanja di Pandanaran ini jika ingin mendapat harga penawaran terbaik.
Lumpia Semarang |
Selain Lumpia Mbak Lien, ada juga Lunpia Mataram. Ya..!! "Lunpia" dengan huruf "N", bukan "Lumpia". Mengapa demikian?? Saya juga kurang tahu. Mungkin Sobat bisa berbagi cerita dengan kami semua lewat blog ini. Di toko Lunpia Mataram, lunpia disajikan dengan digoreng atau basah. Petunjuk cara penyajian Lunpia Mataram ini ada 2 cara.Untuk Lunpia Goreng dengan cara disangrai di teflon dengan api kecil dan tanpa minyak. Untuk Lunpia Basah adalah dengan cara dibungkus dengan kain/ serbet bersih dan dikukus di Magic Jar. Cukup unik. Hehehe..
Bandeng Juwana |
Menu lain adalah wingko babat. Yang menarik adalah, label wingko yang dijual di semua toko di Pandanaran sebagian besar berlabel sama, yaitu cap kereta api. Wingko babat cap kereta api ini menawarkan berbagai macam rasa, dari rasa pisang, kelapa, durian sampai rasa coklat. Wingko ini dijual dengan harga yang bervariasi disesuaikan dengan besar dan jumlah wingko.
Tahu Bakso |
Masih banyak lagi pilihan kuliner khas Semarang yang bisa dibeli di sepanjang jalan Pandanaran ini. Ketika saya di Semarang saya sempatkan membeli oleh- oleh 2 ekor bandeng presto, 3 kotak tahu bakso masing- masing isi 10, wingko babat 1 lusin, jenang 5 kotak dan lumpia 10 buah. Kalap sih iya, tapi yang penting puas. Hehe... Tapi yang harus Sobat ingat adalah, beli oleh-oleh di Pandanaran ini sebaiknya ketika Sobat sudah akan pulang ke daerah asal, alias di hari terakhir. Hal ini dikarenakan produk makanan yang dijual di Pandanaran sebagian besar hanya bisa bertahan selama 2-3 hari saja. Hal ini harus Sobat ingat baik- baik kalau tidak mau makanan yang sudah dibeli malah jadi basi.
Semarang, kulinernya memang juara. Pokoknya kalau Sobat sempat berkunjung ke Semarang, jangan lupa Jalan Pandanaran. Sobat harus kesana..!! Semarang.... I'll be Back..!!
No comments:
Post a Comment