Navigation

Sunday, March 22, 2015

MARTAPURA - SURGA BATU MULIA DARI BORNEO

For English Translations "Click Here"

Saat ini ketertarikan orang- orang Indonesia akan batu mulia sedang menjadi fenomena. Sejak beberapa bulan terakhir, batu mulia telah menjadi satu trend hobby yang "meracuni" masyarakan Indonesia. Bukan hanya orang tua, anak- anak muda juga ikut menggandrungi hobby yang sebenarnya terbilang cukup mahal ini. Bahkan cincin dengan batu mulia yang dulunya hanya digunakan oleh para orang tua, saat ini sudah banyak ditemukan di jari anak- anak muda. Dulu cincin ini masih berkesan "orang tua" karena motif dan desainnya yang tidak berubah dari jaman dahulu. Namun kini kesan "orang tua" tersebut telah hilang dan berganti menjadi salah satu kesan "Gaul" di kalangan masyarakat, terutama anak- anak muda.
Gems, Batu Mulia, Martapura
Batu Cincin Martapura
Ketertarikan akan batu mulia ini bukan tanpa alasan. Keindahan, prestise, harganya yang mahal dan kualitas batu mulia yang sangat baik memberikan nilai lebih kepada para pemakainya. Jadi tidak heran jika hobby ini memberikan pengalaman tersendiri yang unik bagi para penikmatnya. Batu mulia asli Indonesia juga memiliki kualitas yang sangat bagus bahkan diakui oleh dunia. Baru- baru ini juga telah ditemukan bongkahan batu giok seberat kurang lebih 20 ton di Aceh. Saking fenomenalnya penemuan ini, sampai- sampai Pemerintah Daerah setempat harus pelakukan pengawasan dan penjagaan di area penemuan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi tindak kejahatan yang tidak diinginkan pada batu tersebut seperti pencurian dana lain sebagainya.

Beberapa waktu yang lalu saya pernah ditugaskan ke Banjarbaru, Kalimantan Selatan untuk mempersiapkan penerbangan haji. Di Kalimantan Selatan ini, ada sebuah kota yang terkenal dengan hasil kerajinan batu mulianya, yaitu Martapura. Karena hobby batu mulia ini sedang naik daun, maka saya rasa cocok untuk berbagi cerita di blog ini. Satu hal yang menarik dari Martapura adalah mengenai penemuan intan bernama Putri Malu seberat 200 karat di lokasi penambangan Pengaron pada 2008 yang lalu. Intan ini menjadi intan terbesar yang pernah ditemukan di Kalimantan dan bahkan di Indonesia. Berita penemuan ini juga tersebar ke seluruh dunia, dan menjadikan Martapura di kenal di dunia.

Martapura berjarak sekitar 30 menit perjalanan darat dari Bandara Syamsudin Noor di Banjar Baru Kalimantan Selatan dan melalui jalan Ahmad Yani. Kalau dari Banjarmasin jarak tempuh ke Martapura sekitar 45 km. Tanah Martapura kaya akan batu- batu mulia beraneka warna dan corak. Batu mulia ini menjadi penghasil devisa utama kota Martapura. Proses penambangan batu mulia di Martapura sebagian besar masih dilakukan secara tradisional, walaupun sudah ada beberapa penambang yang menggunakan sistem modern. Hasil penambangan tersebut selanjutnya akan diolah menjadi cincin, gelang, kalung dan berbagai jenis perhiasan lainnya.

Hasil olahan batu mulia yang telah menjadi perhiasan tersebut selanjutnya akan djual kepada pembeli di sentra- sentra penjualan batu mulia. Di Martapura ada dua sentra penjualan batu mulia yang terkenal dan menjadi tempat tujuan wisata bagi para pecinta batu  mulia. Sentra penjualan tersebut adalah "Pasar Batu" dan "Pasar Cahaya Bumi Selamat". Di kedua pasar tersebut wisatawan akan menemukan toko- toko penjual batu mulia dengan harga dan batu mulia yang bervariasi. Kedua pasar tersebut tidak hanya menjual batu mulia yang sudah diolah menjadi perhiasan, tetapi juga menjual batu mulia yang masih mentah alias masih berbentuk bongkahan batu mulia.

Ketika ditugaskan dinas ke Banjarbaru, saya berkesempatan ke "Pasar Cahaya Bumi Selamat" atau yang dikenal dengan  nama "Pasar Intan Martapura" yang berjarak 30 menit dari Bandara Syamsudin Noor. Berhubung kerjaan baru selesai jam 16:00 WITA, saya bersama- sama rekan kantor diantar oleh driver ke Pasar Intan Martapura sekitar jam setengah 5 sore. Sebenarnya jam tersebut adalah waktu yang tidak ideal untuk berkunjung ke pasar tersebut. Karena Pasar Intan Martapura tutup jam 5 sore. Setibanya di Pasar Intan Martapura, kami hanya menemukan beberapa toko yang masih buka. Selebihnya toko- toko sudah tutup dan sepi dari pembeli. Di pasar ini ada sekitar 87 toko yang terbagi dalam empat blok. Tempat parkirnya mampu menampung sekitar 380 mobil. Namun, jika tempat parkir telah penuh, maka mobil- mobil tersebut akan diparkir di halaman Mesjid Al Karomah yang berdekatan dengan pasar tersebut. Pada jam- jam sibuk yaitu jam 9 pagi sampai jam 5 sore, pengunjung Pasar Intan Martapura ini bisa mencapai 10.000 orang. Bahkan di hari libur bisa mencapai 20.000 orang. Di pasar ini transaksi bisa dilakukan di dalam toko, bahkan bisa sampai di parkiran dan juga di pinggir jalan.

Kecubung Ungu, Batu
Batu Kecubung Ungu yang belum diolah
Di pasar ini, saya diajari oleh driver kami tentang cara membeli batu mulia yang asli dengan kualitas bagus dan harga yang murah. Di salah satu toko di pasar ini kami berburu batu mulia. Karena ada pesanan batu Kecubung ungu dari si Bos di Jakarta, maka batu tersebut menjadi target pencarian di toko ini. Setelah melihat- lihat dan "menerawang" batu kecubung tersebut saya membeli dua buah kecubung ungu. Satu untuk bos di kantor, satunya lagi untuk calon mertua yang kebetulan pengoleksi batu mulia. Hehehe... Saya diajari oleh driver bahwa untuk mengetahui batu dengan kualitas bagus adalah dengan menerawang batu tersebut dengan menggunakan cahaya senter, jika sinar menembus batu dan kondisi di dalam batu mulus tidak ada serat- serat, maka dipastikan batu tersebut merupakan batu yang bagus. Sebenarnya masih banyak cara untuk mengetahui kualitas batu mulia, namun untuk seorang awam seperti saya cukup dengan cara menerawang ini saja sudah cukup. Harga per batu kecubung yang saya beli adalah Rp.200 ribu, untuk batu kecubung berukuran sebesar biji kopi. Harga yang lumayan untuk batu sekecil itu.

Blue Safir, Batu Safir, Martapura, Cincin
Blue Safir
Di toko ini saya juga ditawari oleh si penjual sebuah batu Blue Safir berukuran lebih kecil dari biji kopi dan memiliki "ekor" di salah satu bagiannya. Harga batu Blue Safir ini adalah Rp.7,5 Juta. Cukup kaget juga mendengar harga untuk batu sekecil itu. Buat saya yang awam mungkin harga tersebut sangat fantastis, tetapi buat para penggila batu mulia, bisa jadi harga tersebut adalah harga yang wajar, dan bisa jadi merupakan harga yang masih murah. Mungkin kalau saya sudah menjadi seorang ahli dan penggila batu mulia, saya bisa melakukan penawaran untuk batu- batu mulia tersebut. Namun sayangnya saya bukanlah penggila batu mulia. Hehehe...

Di toko ini dijual bermacam- macam batu mulia seperti kecubung, safir, topaz, opal, giok dan lainnya dengan harga dan kualitas terbaik. Driver kami juga mengatakan bahwa toko yang kami datangi tersebut adalah toko yang menjual batu mulia terbaik dengan harga termurah. Namun, sayangnya saya lupa nama toko tersebut. Lain kali akan saya informasikan ke Sobat kalau sudah ingat dengan nama toko tersebut. Tetapi Sobat tidak usah khawatir, karena harga batu mulia yang dijual di Pasar Martapura ini cenderung masih lebih murah bila dibandingkan dengan daerah lain di Kalimantan bahkan di Indonesia. Hal ini yang menjadikan banyak wisatawan dari  luar daerah, terutama wisatawan dari Jakarta jauh-jauh datang ke Martapura untuk berbelanja batu mulia dan menjualnya lagi di daerah asal dengan harga  lebih mahal. Hal ini menjadi salah satu lahan bisnis yang menjanjikan dengan prospek yang sangat baik.

Buat Sobat yang hobby mengoleksi batu mulia dan berkesempatan mengunjungi Kalimantan Selatan, jangan lupa untuk berkunjung ke Martapura untuk berburu batu mulia dengan kualitas terbaik. Segera siapkan rencana berlibur Sobat ke Martapura dan puaskan hobby batu mulia Sobat di surga batu mulia Martapura.
Happy Hunting...!!!

No comments:

Post a Comment